Diphi Rogat Tambunan nama saya, saya anak ke 2 dari 3 bersaudara. Saya memiliki satu kaka perempuan dan satu adik laki-laki. Saya dilahirkan di rumah sakit Restu, Jakata Timur, tanggal 15 Februari 1991. Saya terlahir dari keturunan batak dan manado. Meskipun ibu saya sekarang telah diberi marga oleh kebudayaan batak. Walaupun demikian saya tetap bersyukur dengan apa yang saya miliki sekarang.
Pada saat saya balita, ada beberapa peristiwa penting bangsa Indonesia. Diantaranya, November 1991 terjadi peristiwa berdarah di Dili, Timor Timur. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan sebutan Peristiwa Dili. Dalam kejadian itu, puluhan demonstran yang menentang integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.
Saya mulai sekolah pada tahun 1995-1996 di TK katolik Ignatius Selamet Riyadi menduduki Tk nol kecil dan Tk nol besar. Disinilah tempat saya pertama kali menempa ilmu. Di dunia Tk saya mendapatkan banyak pengajaran berharga, mulai dari bermain hingga tata cara sopan santun.
Pada tahun 1995 indonesia merayakan ulang tahun ke-50 proklamasi kemerdekaannya. Perayaan kali ini dirasakan sebagai perayaan ulang tahun proklamasi RI terbesar dan melibatkan masyarakat secara luas. Berbagai kegiatan dilakukan dalam rangka memperingati peristiwa bersejarah kemerdekaaan.
Pada tahun 1997, saya lanjut sekolah ketingkat SD dengan sekolah yang sama, pada saat SD saya di kenal sebagai siswa yang bandel, berkali-kali orang tua saya dipanggil ke sekolah akibat kelakuan saya. Karena pada waktu SD saya sering jail pada teman, dan tak jarang saya sering membuat teman menangis. Namun demikian, 6 tahun di bangku SD sangatlah berguna bagi saya. Disanalah saya mulai belajar membaca hingga berhitung.
Pada saat saya SD (1997) diselenggarakannya pemilu keenam, yang berbuntut Golkar keluar sebagai pemenang pemilu. Namun, pemilu ini dirasakan paling brutal selama Orde Baru karena menewaskan hingga 250 orang.
Pada tahun 2003, saya melanjutkan sekolah ke bangku SMP. Di SMPN 09 Jakarta. Di sana yang mendapatkan banyak hal yang baru, yang tidak saya dapatkan di SD. Yang biasanya pada saat SD saya bersekolah dengan teman-teman agama mayoritas, namun di SMP saya berkumpul dengan teman-teman dari berbagai agama dan latar belakang yang berbeda. Namun demikian, disitulah saya dapat belajar menghormati dan menghargai perbedaan agama yang dapat menimbulkan satu kesatuan.
Pada tahun 2003, bangsa Indonesia dilanda dengan berbagai kejadian terorisme seperti ledakan bom di hotel JW Marriot dan Markes Besar Kepolisian RI. Yang sangat memperhatinkan hingga sampai saat ini.
Pada tahun 2006, saya lulus dari SMP dan saya melanjutkan sekolah di SMAN 64 Jakarta. Di SMA berbagai pelajaran baru saya dapatkan, di situlah siswa mulai di juruskan kemana Ia akan lanjut sesuai kemampuannya (IPA atau IPS). Walau saya hanya masuk IPS, namun saya bangga karena IPS lah yang sesuai dengan kemampuan saya. pada saat kelas 3, beberapa test saya coba diantaranya SIMAK, UMB, dan PENMABA. Namun PENMABA UNJ lah jalan saya untuk melanjutkan sekolah setelah SMA.
Pada tahun 2006 Indonesia telah menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan hasil produksi pada tahun 2006 mampu mencapai sebesar 16 juta ton pertahun. Bersama dengan Malaysia, Indonesia menguasai hampir 90% produksi minyak sawit dunia.
Pada tahun 2009 kemarin terjadi kembali, tragedi bom Jakarta 2009 disebut juga Bom Mega Kuningan 2009 bom di hotel JW Mariott dan Ritz-Carlton di kawasan Mega Kuningan Peristiwa bom bunuh diri yang menewaskan 9 orang korban dan melukai lebih dari 50 orang lainnya, baik warga Indonesia maupun warga asing. eristiwa ini terjadi sembilan hari sesudah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Indonesia serta dua hari sebelum rencana kedatangan tim sepak bola Manchester United di Hotel Ritz-Carlton yang akan melakukan pertandingan dengan tim Indonesian All Star pada 20 Juli 2009. adalah peristiwa ledakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar