Analisa Perjalanan Awal
1. PENDAHULUAN
Sumatera Barat adalah sebuah provinsi yang terletak di pesisir barat pulau Sumatera, Indonesia dan merupakan provinsi terluas kesebelas di Indonesia dengan ibukota Padang. Provinsi ini identik dengan kampung halaman Minangkabau.
SEJARAH
Kawasan Sumatera Barat pada masa lalu merupakan bagian dari Kerajaan Pagaruyung. Dalam adminisitrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, daerah ini tergabung dalam Gouvernement Sumatra's Westkust yang juga mencakup daerah Tapanuli, kemudian tahun 1905 wilayah Tapanuli menjadi Residentie Tapanuli selain Residentie Padangsche Benedenlanden dan Residentie Padangsche Bovenlanden. Kemudian di tahun 1914, Gouvernement Sumatra's Westkust, diturunkan statusnya menjadi Residentie Sumatra's Westkust dan di tahun 1935 wilayah Kerinci digabungkan ke dalam Residentie Sumatra's Westkust.
Pada masa pendudukan tentara Jepang Residentie Sumatra's Westkust berubah nama menjadi Sumatora Nishi Kaigan Shu serta daerah Bangkinang dikeluarkan masuk ke dalam wilayah Riau Shu.
Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah Sumatera Barat tergabung dalam provinsi Sumatera yang berpusat di Medan. Provinsi Sumatera kemudian dipecah menjadi tiga, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sumatera Barat merupakan bagian dari keresidenan didalam provinsi Sumatera Tengah beserta Riau dan Jambi.
Berdasarkan Undang-undang darurat nomor 19 tahun 1957, Sumatera Tengah kemudian dipecah lagi menjadi Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, residensi Sumatera Barat, digabungkan ke dalam provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri. Pada awalnya ibukota provinsi baru ini adalah Bukittinggi, namun kemudian dipindahkan ke Padang.
KONDISI DAN SUMBER DAYA ALAM
Geografi
Sumatera Barat berada di bagian barat tengah pulau Sumatera, memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan membentang dari barat laut ke tenggara. Garis pantai provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km. Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia dan beberapa puluh kilometer lepas pantai Sumatera Barat termasuk dalam provinsi ini.
Sumatera Barat memiliki beberapa danau diantaranya Maninjau (99,5 km²), Singkarak (130,1 km²), Diatas (31,5 km²), Dibawah (Dibaruh) (14,0 km²) dan Talang (5,0 km²).
Beberapa sungai besar di pulau Sumatera berhulu di provinsi ini, diantaranya Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Inderagiri (disebut sebagai Batang Kuantan di bagian hulunya), Sungai Kampar dan Batang Hari. Semua sungai ini bermuara di pantai timur Sumatera, di provinsi Riau dan Jambi. Sementara sungai-sungai yang bermuara di pantai barat berjarak pendek. Beberapa di antaranya adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan.
Gunung-gunung di Sumatera Barat adalah Marapi (2.891 m), Sago (2.271 m), Singgalang (2.877 m), Tandikat (2.438 m), Talamau (2.912 m), Talang (2.572 m), Pasaman (2.190 m), Kelabu (2.179 m), Rasan (2.039 m), Mande Rubiah (2.430 m), Tambin (2.271 m), Ambun (2.060 m).
Keanekaragaman hayati
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati. Sebagian besar wilayahnya masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi. Berbagai spesies langka masih dapat dijumpai, misalnya Rafflesia arnoldii (bunga terbesar di dunia), harimau sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu.
Terdapat dua Taman Nasional di provinsi ini, yaitu Taman Nasional Siberut yang terdapat di pulau Siberut (Kabupaten Kepulauan Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman nasional terakhir ini wilayahnya membentang di empat provinsi: Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.
Selain kedua Taman Nasional tersebut terdapat juga beberapa cagar alam lainnya, yaitu Cagar Alam Rimbo Panti, Cagar Alam Lembah Anai, Cagar Alam Batang Palupuh, Cagar Alam Air Putih di daerah Kelok Sembilan, Cagar Alam Lembah Harau, Cagar Alam Beringin Sakti dan Taman Raya Bung Hatta.
Sumber daya alam
Batubara, batu besi, batu galena, timah hitam, seng, manganase, emas, batu kapur (semen), kelapa sawit, kakao, gambir dan perikanan.
KEPENDUDUKAN
Suku bangsa
Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku Minangkabau. Di daerah Pasaman selain suku Minang berdiam pula suku Batak dan suku Mandailing. Suku Mentawai terdapat di Kepulauan Mentawai. Di beberapa kota di Sumatera Barat terutama kota Padang terdapat etnis Tionghoa, Tamil dan suku Nias dan di beberapa daerah transmigrasi (Sitiung, Lunang Silaut, Padang Gelugur dan lainnya) terdapat pula suku Jawa.
Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam keseharian ialah bahasa daerah yaitu Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan dan dialek Payakumbuh. Di daerah Pasaman dan Pasaman Barat yang berbatasan dengan Sumatera Utara, dituturkan juga Bahasa Batak dan Bahasa Melayu dialek Mandailing. Sementara itu di daerah kepulauan Mentawai digunakan Bahasa Mentawai.
Agama
Mayoritas penduduk Sumatera Barat beragama Islam. Selain itu ada juga yang beragama Kristen terutama di kepulauan Mentawai, serta Hindu dan Buddha.
PENDIDIKAN
Sumatera Barat pernah menjadi pusat pendidikan di pulau Sumatera, terutama dalam pendidikan Islam dengan surau sebagai basis utama tempat pendidikan. Dan pada masa kolonial penjajahan Belanda pendidikan Islam begitu dipinggirkan dibandingkan dengan pendidikan model Hindia Belanda yang dianggap lebih modern.
Setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia, di provinsi ini mulai banyak bermunculan lembaga pendidikan terutama sekitar tahun 1950-an. Hampir di setiap kabupaten dan kota dalam provinsi ini telah memiliki perguruan tinggi, dan sebahagian besar berada di kota Padang.
PEREKONOMIAN
Secara bertahap perekonomian Sumatera Barat mulai bergerak positif setelah mengalami tekanan akibat dampak gempa bumi tahun 2009 yang melanda kawasan tersebut. Dampak bencana ini terlihat pada triwulan IV-2009, dimana pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 0,90%. Namun demikian pertumbuhan ini relatif lebih baik dibandingkan perhitungan sebelumnya yang diperkirakan akan terjadi kontraksi 0,14%. Secara keseluruhan, pada tahun 2009 ekonomi Sumatera Barat tumbuh sebesar 4,16%, lebih baik dibandingkan perkiraan semula sebesar 3,92%. Dan pada triwulan I-2010 perekonomian Sumatera Barat diperkirakan akan dapat tumbuh sebesar 3,56%.
Pertanian & Perkebunan
Pada triwulan I-2010, sektor pertanian mengalami pertumbuhan relatif tinggi, didorong oleh menggeliatnya subsektor tanaman perkebunan. Pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan dapat mencapai 6,41%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,87%.
Industri
Industri Sumatera Barat didominasi oleh industri skala kecil/rumah tangga. Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari 47.585 unit industri kecil dan 234 unit industri besar menengah, dengan perbandingan 203 : 1. Pada tahun 2001 investasi industri besar menengah mencapai Rp 3.052 milyar, atau 95,60% dari total investasi, sedangkan industri kecil investasinya hanya Rp. 1.412 milyar atau 4,40% saja dari total investasi. Nilai produksi industri besar menengah tahun 2001 mencapai Rp. 1.623 milyar, yaitu 60 % dari total nilai produksi, dan nilai produksi industri kecil hanya mencapai Rp. 1.090 milyar, atau 40% dari total nilai produksi.
Jasa
Kembali bergeraknya perekonomian Sumatera Barat pasca gempa serta semakin pulihnya perekonomian global terutama zona Sumatera bagian tengah juga merupakan faktor pendorong bergeraknya kembali sektor jasa (7,38%). walau tidak setinggi dibandingkan dengan pertumbuhan provinsi lain di sekitarnya.
Pertambangan
Sumatera Barat memiliki potensi bahan tambang golongan A, B dan C. Bahan tambang golongan A, yaitu batu bara terdapat di kota Sawahlunto. Sedangkan Bahan tambang golongan B yang terdiri dari air raksa, belerang, pasir besi, tembaga, timah hitam dan perak menyebar di wilayah kabupaten Sijunjung, Dharmasraya, Solok, Solok Selatan, Lima Puluh Kota, Pasaman, dan Tanah Datar. Bahan tambang golongan C menyebar di seluruh kabupaten dan kota, sebagian besar terdiri dari pasir, batu dan kerikil.
Ekspor & Impor
Karena masih tingginya harga CPO dan karet di pasar internasional, kondisi ini akan semakin meningkatkan kinerja net-ekspor Sumatera Barat yang memiliki komoditas unggulan CPO dari kelapa sawit dan karet. Dan hal ini juga akan berimplikasi pada semakin menggeliatnya subsektor perkebunan, sehingga pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II-2010 secara umum akan mengalami peningkatan.
Keuangan & Perbankan
Perkembangan berbagai indikator perbankan pada triwulan I-2010 menunjukkan perbaikan seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi pasca gempa. Penyaluran kredit oleh bank umum di Sumbar menunjukkan arah positif, meskipun masih relatif terbatas dan tumbuh melambat. Proses intermediasi perbankan umum di Sumatera Barat berlangsung dengan baik, meskipun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan aset pada triwulan sebelumnya.
Transportasi
Transportasi udara dari dan ke Sumatera Barat saat ini melalui Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM). Bandar Udara kebanggaan masyarakat Sumatera Barat ini berada di kabupaten Padang Pariaman, lebih kurang 20 km dari pusat kota Padang. Bandar Udara ini mulai aktif beroperasi pada akhir tahun 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing.
Transportasi darat untuk angkutan umum di kota Padang berpusat di Terminal Bingkuang Air Pacah. Terminal ini melayani kendaraan umum antar kota antar provinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi (AKDP). Distribusi jalur antar kota dalam provinsi dari Terminal Bingkuang Air Pacah akan berakhir di terminal angkutan umum tiap kota atau kabupaten di Sumatera Barat. Sedangkan untuk kota Bukittinggi berpusat di Terminal Aua Kuniang, untuk kota Payakumbuh berpusat di Terminal Koto Nan Ampek, dan kota Solok berpusat di Terminal Bareh Solok.
Untuk transportasi darat lainnya, kereta api masih digunakan untuk jalur dari kota Padang sampai ke kota Sawahlunto, yang melalui kota Padangpanjang dan kota Solok, pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan batubara. Selain itu dari kota Padangpanjang ini juga ada jalur kereta api menuju ke kota Payakumbuh yang melewati kota Bukittinggi, namun sudah tidak aktif lagi. Sedangkan untuk jalur kereta api dari kota Padang menuju kota Pariaman, masih digunakan untuk angkutan penumpang.
Transportasi laut dari dan ke Sumatera Barat berpusat di Pelabuhan Teluk Bayur, kota Padang. Sedangkan untuk jarak dekat terutama untuk kapal ukuran sedang berpusat di Pelabuhan Muara, pelabuhan ini antara lain juga melayani transportasi menuju ke kabupaten Kepulauan Mentawai dengan menggunakan kapal feri atau speed boat. Dan di pelabuhan ini juga menjadi tempat bersandar kapal-kapal pesiar (yacht).
MAKANAN
Dalam dunia kuliner, Sumatera Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran Padang. Masakan Padang terkenal dengan citarasa yang pedas, serta dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri[21].
Beberapa contoh makanan dari Sumatera Barat yang sangat populer adalah Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Itiak Lado Mudo, Soto Padang, dan Bubur Kampiun.
Selain itu, Sumatera Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang, bareh randang, dakak-dakak, rakik maco, pinyaram, dan Karupuak Balado.
Setiap kawasan di Sumatera Barat, memiliki makanan sebagai ciri khas daerah, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: kota Padang terkenal dengan bengkuang, kota Padangpanjang terkenal dengan pergedel jaguang, kota Bukittinggi dengan karupuak sanjai, kota Payakumbuh dengan galamai.
2. SITUS – SITUS SEJARAH
2.a Situs Eksitu
· Museum Adityawarman di Padang
Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat mulai dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan pada tanggal 16 Maret 1977. Pada tanggal 28 Mei 1979, meseum tersebut diberi nama "Adityawarman". Nama Adityawarman diambil dari nama seorang Raja besar yang pernah berkuasa di Minangkabau, sezaman dengan Kerajaan Majapahit pada masa Patih Gajah Mada.
Museum Adityawarman merupakan museum budaya terpenting di Sumatera Barat. Museum tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah seperti cagar budaya Minangkabau, cagar budaya Mentawai dan cagar budaya Nusantara. Untuk menjaga kelestarian koleksi benda-benda bersejarah tersebut, pemerintah setempat membentuk tim kecil yang bertugas sebagai tenaga educator, konservator, preparator dan pustakawan.
Koleksi museum ini mencapai 6.036 buah yang diklasifikasikan sebagai koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik, filologi, keramik, senirupa, dan teknologi.
Jalan Diponegoro No. 10, Padang,
Kelurahan Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat,
Sumatera Barat
Telepon 0751-31523
Faks. 0751-39587
Jalan Diponegoro No. 10, Padang,
Kelurahan Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat,
Sumatera Barat
Telepon 0751-31523
Faks. 0751-39587
JAM KUNJUNG
Selasa – Minggu : 08.00 – 16.00
Senin & Hari libur nasional : Tutup
KARCIS MASUK
Dewasa : Rp 1.550
Anak-anak : Rp 800
Museum Rumah Adat Baanjuang didirikan pada masa penjajahan Belanda pada 1 Juli 1935. Semula bernama Mondelar.
Pada mulanya museum ini bernama Museum Baanjuang, kemudian menjadi Museum Bundo Kanduang dan akhirnya sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bukittinggi tahun 2005 manjadi Museum Rumah Adat Banjuang. Museum ini dikelola oleh Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Bukittinggi.
Koleksi museum terdiri atas kelompok etnografi, numismatik, dan biologi.
Jalan Cindur Mato No. 1, Pasar Atas, Kompleks Kebun Binatang, Bukittinggi, Sumatera Barat, Telepon 0752-21029
Koleksi museum terdiri atas kelompok etnografi, numismatik, dan biologi.
Jalan Cindur Mato No. 1, Pasar Atas, Kompleks Kebun Binatang, Bukittinggi, Sumatera Barat, Telepon 0752-21029
JAM KUNJUNG
Senin – Minggu : 07.30 – 17.30
KARCIS MASUK
Dewasa dan Anak-anak : Rp 1.000
· Museum Gedung Joeang 45 Sumatera Barat di Padang (rusak berat akibat gempa )
Hasil Musyawarah Nasional ’45 ke-7 di Makasar memutuskan setiap gedung Dewan Harian Daerah/Dewan Harian Cabang angkatan ’45 secara bertahap dijadikan gedung joang di daerahnya masing-masing. Keputusan tersebut diambil dalam upaya menggali kembali fakta sejarah perjuangan bangsa, terutama dalam kurun waktu 1945-1949.
Pada masa Hindia Belanda gedung ini milik seorang Jerman dan setelah kemerdekaan menjadi Kantor Inmindam III/17 Agustus. Pada 1996/1997 gedung ini tercatat sebagai bangunan cagar budaya.
Museum Gedung Joang ’45 dikelola oleh Dewan Harian Daerah ’45 Provinsi Sumatera Barat.
Koleksi museum ini berupa foto-foto dokumentasi perjuangan rakyat Sumatera Barat, pedang, samurai, keris, dan cetakan peluru.
Jalan Samodera No. 8
Kecamatan Padang Barat, Kota Padang,
Sumatera Barat
Telepon 0752-23356
Koleksi museum ini berupa foto-foto dokumentasi perjuangan rakyat Sumatera Barat, pedang, samurai, keris, dan cetakan peluru.
Jalan Samodera No. 8
Kecamatan Padang Barat, Kota Padang,
Sumatera Barat
Telepon 0752-23356
JAM KUNJUNG
Senin – Jumat : 08.00 – 14.00
· Museum Perjuangan Tridaya Eka dharma di Bukittinggi
Pendirian museum ini diprakarsai oleh Brigjen Widodo, salah seorang pimpinan TNI di wilayah Sumatera Barat dan Riau pada waktu itu. Museum ini didirikan sebagai sarana komunikasi antar generasi dan sebagai pewaris semangat juang serta nilai-nilai kepahlawanan.
Gagasan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Brigjen Soemantoro yang sekaligus meresmikan museum ini dengan nama Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma yang artinya “tiga unsur kekuatan satu pengabdian” pada 16 Agustus 1973.
Koleksi museum berupa senjata api, alat peledak, alat komunikasi, pesawat tempur, dan foto-foto perjuangan.
Jalan Panoramo,
Kelurahan Kayo Kubu, Guguk Panjang,
Bukittinggi, Sumatera Barat
Koleksi museum berupa senjata api, alat peledak, alat komunikasi, pesawat tempur, dan foto-foto perjuangan.
Jalan Panoramo,
Kelurahan Kayo Kubu, Guguk Panjang,
Bukittinggi, Sumatera Barat
JAM KUNJUNG
Selasa – Minggu : 08.00 – 17.00
Senin & Hari libur nasional : Tutup
KARCIS MASUK
Gratis
· Istano Basa Pagaruyung di Batusangkar
Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa asli terletak di atas Bukit Batu Patah itu dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966.
Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan dengan peletakan tunggak tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatra Barat (waktu itu Harun Zain). Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum.
Pada tanggal 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana. Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini rata dengan tanah. Ikut terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain hiasan.Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga ini yang selamat. Barang-barang yang lolos dari kebakaran ini sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar.
Biaya pendirian kembali istana ini diperkirakan lebih dari Rp 20 miliar. Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari Istano Basa.
· Museum Kelahiran Buya Hamka di Sungai Batang-Kab.Agam
Rumah Buya tepatnya berada di Kampung Tanah Sirah, Sungai Batang, sebuah bangunan bercorak rumah adat Minangkabau berdiri di pinggir jalan menghadap ke barat, arah Danau Maninjau. Di rumah kayu berukuran 17 x 9 meter yang berdiri di areal sekitar 75 meter persegi itulah Buya HAMKA lahir pada 16 Februari 1908.
· Museum Gudang Ransum di Sawahlunto
Museum Goedang Ransoem merupakan bekas dapur umum yang dibangun pada 1918, pada masa penjajahan Belanda. Dapur umum ini dilengkapi dua buah gudang besar dan steam generator (tungku pembakaran) untuk memasak 3900 kg beras setiap hari bagi para pekerja tambang batubara (orang rantai), pasien rumah sakit, dan keluarga pekerja tambang.
Pada zaman Jepang hingga agresi Belanda II, aktivitas memasak dalam skala besar masih berlangsung. Sejak 1950-an setelah perang, aktivitas masak-memasak di dapur umum ini mulai menurun.
Pada pertengahan 1970-an hingga 1980-an bangunan dapur umum ini dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan dan perumahan karyawan Tambang Batubara Ombilin. Sampai awal 2005 bangunan ini masih dipakai sebagai tempat tinggal oleh masyarakat setempat.
Pada 2004-2005 kompleks bangunan bersejarah ini mulai dikonservasi dan ditata oleh Walikota Sawahlunto untuk dimanfaatkan sebagai museum. Peresmian museum dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 17 Desember 2005.
Museum Goedang Ransoem dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Peninggalan Bersejarah di bawah pembinaan Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Koleksi museum terdiri atas berbagai peralatan masak-memasak, seperti tungku pembakaran, periuk (ketel), lansang, dandang sabet, sekop, gergaji lobang, songket, foto, dan keramik.
Jalan Abdul Rahman Hakim
Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Lembah Segar,
Kabupaten/Kota Sawahlunto,
Sumatera Barat
Telepon 0754-61985
Faks. 0754-61985
Koleksi museum terdiri atas berbagai peralatan masak-memasak, seperti tungku pembakaran, periuk (ketel), lansang, dandang sabet, sekop, gergaji lobang, songket, foto, dan keramik.
Jalan Abdul Rahman Hakim
Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Lembah Segar,
Kabupaten/Kota Sawahlunto,
Sumatera Barat
Telepon 0754-61985
Faks. 0754-61985
JAM KUNJUNG
Selasa – Minggu : 08.00 – 16.00
Senin : Tutup
KARCIS MASUK
Dewasa : Rp 1.000
Anak-anak : Rp 500
2.b Situs Insitu
· Museum Kereta di Sawahlunto
Museum Kereta Api Kota Sawahlunto yang merupakan stasiun kereta api dari masa kolonial Belanda adalah bagian dari infrastruktur tambang batubara di kota ini. Stasiun ini menghubungkan Sawahlunto dengan pelabuhan Teluk Bayur. Pembangunan rel kereta apinya memakan waktu lima tahun, mulai 16 Juli 1889 dan selesai 1 Februari 1894.
Museum ini diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 17 Desember 2005. Pengelolaannya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Peninggalan Bersejarah, di bawah pembinaan Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat.
Museum ini memiliki 106 buah koleksi yang terdiri atas lokomotif uap, gerbong, jam stasiun, alat-alat sinyal/komunikasi, miniatur lokomotif, brankas, dongkrak rel, timbangan, lonceng penjaga, baterai lokomotif, dan foto dokumentasi.
Jalan Kampung Teleng
Kelurahan Pasar, Kecamatan Lembah Segar,
Kabupaten/Kota Sawahlunto,
Sumatera Barat
Telepon 0754-61023
Faks. 0754-61032
Museum ini memiliki 106 buah koleksi yang terdiri atas lokomotif uap, gerbong, jam stasiun, alat-alat sinyal/komunikasi, miniatur lokomotif, brankas, dongkrak rel, timbangan, lonceng penjaga, baterai lokomotif, dan foto dokumentasi.
Jalan Kampung Teleng
Kelurahan Pasar, Kecamatan Lembah Segar,
Kabupaten/Kota Sawahlunto,
Sumatera Barat
Telepon 0754-61023
Faks. 0754-61032
JAM KUNJUNG
Selasa – Minggu : 07.30 – 16.00
Senin : Tutup
KARCIS MASUK
Dewasa : Rp 1.000
Anak-anak : Rp 500
Lahan bekas rumah kelahiran Bung Hatta dibebaskan oleh Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi. Kemudian Yayasan Pendidikan Wawasan Nusantara yang mengelola Universitas Bung Hatta merenovasi rumah tersebut pada September 1994. Perencanaan dan pelaksanaan renovasi dipimpin oleh Rektor Universitas Bung Hatta. Museum ini dikelola oleh Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Bukittinggi.
Koleksi museum ini antara lain berupa perabotan-perabotan yang berhubungan dengan kehidupan masa kecil Bung Hatta, seperti tempat tidur, lemari, kursi, jam antik, meja, dan beberapa peralatan dapur.
Jalan Soekarno Hatta No. 37,
Kelurahan Aur Tanjungkang Tengah Sawah,
Kecamatan Guguh Panjang, Kota Bukittinggi,
Sumatera Barat
Telepon 0752-644488
Koleksi museum ini antara lain berupa perabotan-perabotan yang berhubungan dengan kehidupan masa kecil Bung Hatta, seperti tempat tidur, lemari, kursi, jam antik, meja, dan beberapa peralatan dapur.
Jalan Soekarno Hatta No. 37,
Kelurahan Aur Tanjungkang Tengah Sawah,
Kecamatan Guguh Panjang, Kota Bukittinggi,
Sumatera Barat
Telepon 0752-644488
JAM KUNJUNG
Senin – Jumat : 08.00 – 16.00
Sabtu – Minggu : 09.00 – 14.00
· Lubang Jepang
Terletak di dalam kawasan Objek wisata Taman Panorama Bukittinggi, Sumatera Barat. Lubang Jepang merupakan objek wisata yang juga merupakan bukti sejarah penjajahan Jepang di Indonesia. Sebuah terowongan bawah tanah yang dibangun untuk kepentingan militer Jepang pada masa Perang Dunia-II; atas perintah Pemerintahan Militer Angkatan Darat Jepang untuk wilayah Sumatera yang berkedudukan di Bukittinggi di bawah komando Jendral Watanabe. Jadi, jika anda berkunjung ke Bukittinggi jangan lupa mengunjungi Taman Panorama dan menelusuri lorong demi lorong dalam Lubang Jepang ini. Keberadaan lubang yang dalam membangunnya sengaja disamarkan, tidak terlihat dari pinggir jalan raya (dari luar taman). Bahkan ketika berada di dalam Taman Panorama, tidak serta merta pintu masuk lubang terlihat kecuali jika berdiri di sekitar mulut lubang.
2.c Kota Tua
Kota Sawahlunto
Sawahlunto merupakan sebuah kota yang terletak lebih kurang 90 kilometer dari kota Padang , ibukota provinsi Sumatera Barat. Di Sumatera Barat, kota ini lebih dikenal dengan nama kawasan kota tua, karena sejak dulu hingga kini, masih berdiri beberapa bangunan tua peninggalan jaman pemerintahan Belanda yang usianya telah mencapai ratusan tahun. Kini, beberapa diantara bangunan itu masih dijadikan sebagai rumah sakit umum Sawahlunto, perkantoran, serta sekolah. Untuk menuju kota Sawahlunto, anda dapat mengawali perjalanan dari kota Padang menggunakan kendaraan pribadi ataupun bus umum selama lebih kurang 2 jam.
2.d Desa Tradisional
3. SITUS – SITUS BUDAYA
3.a Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun diatas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun. Dan tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut namun belum menikah.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bahagian muka dan belakang, umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti berbentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau, masyarakat setempat menyebutnya Gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Rumah Bagonjong ini menurut masyarakat setempat diilhami daritambo, yang mengisahkan kedatangan nenek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri khas lain rumah adat ini adalah tidak memakai paku besi tapi menggunakan pasak dari kayu, namun cukup kuat sebagai pengikat.
Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang berbentuk rumah panggung besar dengan tinggi lantai dari tanah mencapai satu meter yang disebut dengan uma. Uma ini dihuni oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh keluarga. Secara umum konstruksi umaini dibangun tanpa menggunakan paku, tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang bertakik.
3.b Seni Pertunjukan
Musik
Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi,talempong, rabab, dan gandang tabuik. Ada pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang diiringi saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang.
Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau. Industri musik di Sumatera Barat semakin berkembang dengan munculnya seniman-seniman Minang yang bisa membaurkan musik modern ke dalam musik tradisional Minangkabau. Perkembangan musik Minang modern di Sumatera Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an ditandai dengan lahirnya Orkes Gumarang. Elly Kasim, Tiar Ramon dan Yan Juned adalah penyanyi daerah Sumatera Barat yang terkenal di era 1970-an hingga saat ini.
Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatera Barat antara lain: Tanama Record, Planet Record, Pitunang Record, Sinar Padang Record,Caroline Record yang terletak di kota Padang dan Minang Record, Gita Virma Record yang terletak di kota Bukittinggi.
Saat ini para penyanyi, pencipta lagu, dan penata musik di Sumatera Barat bernaung dibawah organisasi PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta lagu Penata musik Rekaman Indonesia ) dan PARMI (Persatuan Artis Minang Indonesia ).
Tarian tradisional
Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat budaya etnis Minangkabau dan etnis Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, diantaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung dan Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut silek dengan tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama Randai[14].
Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya[15].
3.c Legenda
Legenda Malin Kundang
Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.
Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.
Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu".
Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatankota Padang , Sumatera Barat.
Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.
Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.
Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu".
Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan
3.d Kerajinan Rakyat
Songket
Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emasdan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang.
3.e Wisata Ziarah
Pesantren Thawalib
Jauh sebelum tahun 1900 dibawah asuhan Syekh Abdullah Ahmad Perguruan Thawalib telah memulai pendidikannya dengan sisitim halaqah bertempat di Surau Jembatan Besi Padang Panjang, yang kemudian pada tahun 1991 dilanjutkan oleh DR. Abdul Karim Amarullah, seorang ulama besar yang baru pulang dari Mekah yang dikenal dengan sebutan Inyiak Rasul (ayah alm. Buya Hamka). Beliau sekaligus merubah sistim belajar dari halaqah menjadi klasikal.
Pada tahun 1926 dibawah pimpinan Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim dibangun lokal belajar di jalan lubuk mata kucing (Kampus Thawalib Putra sekarang). Mulai tahun 1959 Perguruan Thawalib dipimpin oleh H.Mawardy Muhammad, dan pada tahun 1974 membuka Perguruan Tinggi Fakultas Dakwah dan Publistik, Fakultas Syari’ah wal Qanun bersama-sama dengan Prof.KH. Zainal Abidin Ahmad (alumni Thawalib, mantan ketua parlemen RI, Wartawan dan Pengarang).Perguruan Thawalib dipimpin oleh murid-murid H. Mawardy Muhammad.
Tahun 1989 Perguruan Thawalib menerima siswi khusus putri , tempat belajar asramanya terpisah dari Thawalib Putra.
Tahun 2002 Thawalib menambah lagi jenjang pendidikan, yaitu dengan mendirikan Taman Kanak-kanak Al Quran (tka), yang kemudian dilanjutkan membuka Madrasah Ibtidaiyah unggul Terpadu (MIUT) pada tahun 2004.
Saat ini Perguruan Thawalib telah berkembang dengan memilki empat jenjang pendidikan mulai TKA, MIUT, Madrasah Tsanawiyah dengan nama Thawalib A, Madrasah Aliyah dengan nama Kulliyatul ‘ulum el islamiyah (KUI)Putra dan Putri.
Makam Syeh Burhanudin
Makam Syekh Burhanuddin terletak di Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Syekh Burhanuddin dikenal sebagai penyebar agama di Minangkabau pada abad ke-17. Beliau memiliki pengetahuan yang mendalam tentang agama Islam dan juga dipercayai memiliki kekuatan supranatural. Meninggalnya Syekh Burhanuddin pada tanggal 10 Syafar tidaklah membuat kharisma beliau tertelan oleh bumi. Hal ini terbukti sampai saat ini makam beliau masih dikunjungi oleh peziarah. Bangunan makam tersebut bercirikan arsitektur masjid pada abad ke-16. Dapat ditemui di Kecamatan Ulakan Tapakis 12 kilometer dari Pariaman. Suasana religius sangat terasa disekeliling makam tersebut dan setiap pengunjung harus mengenakan pakaian muslim.
Tak hanya menjelang Ramadan gan, makamnya juga sangat ramai dikunjungi peziarah jika masuk bulan Syafar bertepatan dengan meninggalnya ulama besar ini. Masyarakat setempat menyebut tradisi tersebut dengan istilah 'basyafar' dalam Bahasa Minangnya "Basapa"
Di makam ini, peziarah memanjatkan doa-doa keselamatan hidup di dunia. "Banyak yang datang ke sini untuk memanjatkan doa agar mendapatkan rezeki (anak) dan Peziarah meyakini, areal makam Syekh Burhanuddin merupakan salah satu lokasi keramat di mana doa-doa akan terkabul. Bahkan, di kalangan masyarakat awam dipercaya, mengunjungi makam sealama tujuh kali tak ubahnya seperti menunaikan ibadah haji.
Tak hanya menjelang Ramadan gan, makamnya juga sangat ramai dikunjungi peziarah jika masuk bulan Syafar bertepatan dengan meninggalnya ulama besar ini. Masyarakat setempat menyebut tradisi tersebut dengan istilah 'basyafar' dalam Bahasa Minangnya "Basapa"
Di makam ini, peziarah memanjatkan doa-doa keselamatan hidup di dunia. "Banyak yang datang ke sini untuk memanjatkan doa agar mendapatkan rezeki (anak) dan Peziarah meyakini, areal makam Syekh Burhanuddin merupakan salah satu lokasi keramat di mana doa-doa akan terkabul. Bahkan, di kalangan masyarakat awam dipercaya, mengunjungi makam sealama tujuh kali tak ubahnya seperti menunaikan ibadah haji.
4. SEBUAH ANALISIS
Wisatawan asing yang diharapkan datang dan mengunjungi Sumbar dengan pintu kedatangan yang terbatas dan akses ke daerah tujuan wisata lain yang terbatas menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan asing juga akan terbatas (kalau tidak ingin menggunakan istilah berkurang)
Perlu ada sinergi antara pemerintah, pelaku wisata (biro perjalanan, pengelola objek wisata, dll), dan masyarkakat tentang dampak dan multiplier effect dari pembangunan sektor pariwisata.
a. Pemerintah diminta untuk tidak menjadikan objek wisata sebgai sumber utama pemasukan (PAD), tetapi mengharapkan pemasukan dari pajak hiburan, pajak restoran, pajak reklame, izin mendirikan bangunan yang dibayarkan oleh pelaku pariwisata. Disamping itu, pemerintah dapat menciptakan sinergi dari program kegiatan yang ada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada satu fokus pengembangan pariwisata. Sebagai contoh, Dinas Pariwisata mengembangkan dan membenahi objek wisata, Dinas Koperasi dan UMKM memfasilitasi inovasi produk yang dijual, Dinas Perindustrian dan Perdagangan membenahi produksi dan Penjualan produk pendukung pariwisata seperti rumah makan yang berstandar tertentu, Dinas perhubungan memberikan kemudahan dalam perizinan trayek angkutan wisata, Satpol PP memberi rasa aman dan kenyaman bagi pengunjung, Pemda selalu menggunakan produk-produk lokal sebagai bahan cindera mata. Satu hal yang penting, tidak ada rebutan jenis objek yang dijual pada wisatawan.Seharusnya tiidak ada kompetisi produk unggulan pariwisata di setiap daerah. Dengan arti kata, ada segmentasi pasar produk wisata bagi masing-masing daerah.
b.Pelaku pariwisata diminta untuk lebih aktif berpromosi ke luar daerah untuk menjual produk wisata Sumatera Barat, bukan aktif berpromosi menjual produk wisata asing di Sumatera Barat. Disamping itu, biro perjalanan dapat berpromosi pada sekolah-sekolah, kampus-kampus untuk mengikuti perjalanan/ petualangan wisata di Sumatera Barat. Pengelola objek wisata tidak menjadikan even tertentu sebagai ajang untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan keuntungan jangka panjang.
c. Masyarakat perlu disadarkan bahwa dunia pariwisata bukanlah seusatu yang bersifat instan karena menyangkut kepuasan pengunjung. oleh karena itu mereka perlu disadarkan untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan dunia pariwisata Sumbar dalam waktu jangka panjang.
Perlu pendataan yang akurat dari indikator-indikator utama sektor pariwisata disamping upgrading data yang berkala dengan rentang waktu yang pendek.
Perlu kejelian melihat peluang dan potensi yang dimilikii daerah lain. Misalnya, pada tahun 2012 ada PON di Pekanbaru, dunia pariwisata harus melihatnya sebagai peluang karena jarak Pekanbaru-Sumbar (Padang-Bukittinggi) dapt ditempuh dalam waktu 4-6 jam.
Untuk melihat dampak pariwisata terhadap perekonomian Sumatera Barat dapat dianalisis dengan menggunakan analisis memakai tabel input-output maupun social accounting matrix.
Situs Sejarah
Situs – situs sejarah yang berada di Sumatera Barat baik Eksitu maupun Insitu cukup menarik untuk di ketahui. Tapi karena kurangnya promosi dari pihak pemerintah dan pihak travel di sana , maka keindahan sejarah situs – situs itu jadi tidak di ketahui oleh banyak orang.
Situs Budaya
Sama halnya dengan situs sejarah, situs – situs budaya pun banyak tidak di ketahui ini terjadi karena kurang pedulinya orang – orang yang pernah tinggal atau keturunan masyarakat sekitar.
5. PENUTUP
Demikian penjelasan dan analisis saya tentang potensi wisata sejarah dan budaya di Sumatera Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar