Sabtu, 16 Oktober 2010

TUGAS 2 # INDONESIA BAGIAN TERKECIL DALAM HIDUP SAYA

Ada Surga di Pura Uluwatu Bali
            Hai..untuk penulisan blog yang kedua ini, saya Cynthia Yunita .W. akan sedikit berbagi pengalaman destinasi wisata saya di Provinsi Bali. Lebih tepatnya pengalaman saat saya berada di Pura Luhur Uluwatu, Bali. Sebagai awal, sebelum saya mendeskripsikan Pura Uluwatu lebih lanjut, saya akan menjelaskan sedikit cerita sejarah tentang terciptanya Pura Uluwatu. Cerita sejarah ini saya dapat sedikit dari internet dengan beberapa informasi tambahan yang saya tahu dari pemandu wisata local saat saya berkunjung kesana.
             Penduduk sekitar percaya bahwa Pura uluwatu memiliki sejarah, yaitu Pura Uluwatu dibangun oleh seorang pendeta Hindu yang berasal dari jawa bernama Empu Kuturan . Beliau menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha yang datang ke Bali di akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah/Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu. Dang Hyang Nirartha juga membangun pura Tanah Lot yang terkenal juga sebagai tempat yang Indah untuk melihat matahari trnggelam (sunset). Pada masa pra-Hindu dibali, orang-orang sangat yakin bahwa tempat-tempat daratan tinggi seperti gunung atau bukit adalah tempat yang paling tersuci dan tempat para roh leluhur bersemayam. Karenanya, disitulah orientasi pemujaan dilakukan oleh mereka.
           Pura Uluwatu terletak di wilayah Desa Pecatu, kecamatan Kuta, Badung. Nama Uluwatu adalah nama semula dari Pura itu. Kata ulu berarti kepala atau ujung, sedangkan watu berarti batu. Oleh karena itu Pura Uluwatu adalah Pura yang dibangun pada ujung batu karang. Pura Luhur Uluwatu adalah salah satu pura di Bali dengan lokasinya yang sangat indah.
            Pura Uluwatu adalah salah satu dari pura utama di Bali. Pura Uluwatu memiliki ketinggian 75 meter diatas permukaan laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, gunanya adalah sebagai penyangga kesucian pura. Bagi masyarakat Hindu di Bali, Pura Luhur Uluwatu merupakan tempat memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Siwa-Rudra.
            Nah..setelah tahu tentang informasi sejarah Pura Luhur Uluwatu, sekarang saatnya saya menceritakan keadaan Pura Uluwatu dari sisi wisata nya.
            Hari itu saya dan kedua kakak saya pergi mengunjungi Pura Uluwatu menggunakan mobil sewaan seharga Rp. 350.000 dengan daerah tujuan wisata meliputi Pura Luhur Uluwatu, pantai Dreamland, dan GWK. Karena saat itu saya bilang ke supir ingin melihat Universitas Udayana yang tekenal, maka supir memilih rute perjalanan melewati Universitas Udayana. Dimulai dari tempat menginap saya dikawasan Kuta, kami mengambil jalur Bandara Ngurah Rai – Nusa Dua – Universitas Udayana – Uluwatu.  Kawasan Uluwatu sangat mudah dijangkau. Jalan menuju lokasi wisata tergolong bagus walaupun tidak lebar. Ataupun kamu bisa mencoba jalur alternative melalui Bandara Ngurah Rai ke arah Nusa Dua, belok ke kanan di pertigaan Jimbaran, ikuti jalan utama tersebut kamu akan mentok di areal Pura Luhur uluwatu.
Sampai di lokasi, pengunjung dikenakan tarif tiket sebesar Rp. 3.000 /orang. Dan Rp. 2.000 untuk parker mobil. Untuk masalah pakaian, seperti pura lainnya, untuk masuk ke pura ini setiap pengunjung wajib mengenakan pakaian rapi dengan kain serta selendang. Kalau tidak membawanya, pengunjung bisa menyewanya di dekat pintu masuk. Disini juga terdapat banyak pemandu wisata local yang akan menemani pengunjung berjalan-jalan. Biasanya tip yang diberikan pengunjung sekitar Rp. 20.000 -  Rp. 50.000 .
            Satu hal yang perlu diperhatikan ketika ingin masuk ke kawasan Pura Uluwatu. Yaitu gerombolan monyet dari hutan sekitar akan menyambutmu dengn tingkahnya yang usil. Oleh sebab itu, pengunjung dilarang untuk mengenakan topi, kacamata, anting, dan benda-benda lain yang dapat menarik perhatian monyet. Bila peraturan ini dilanggar,tanggung sendiri bila barang-barang anda akan dicopet oleh sang monyet.
            Agar tidak diganggu, saat itu saya membeli buah mentimun di warung sekitar area parker. Monyet disini sangat suka mentimun, (loh..kenapa mentimun?? Bukannya monyet suka pisang??) mereka tidak diberi makan pisang karena kulit pisang nanti akan membuat tempat ini kotor. Jika si monyet sudah jinak, ia akan lebih mudah untuk diajak foto.

Saat saya datang ke Pura Uluwatu, kondisi cuaca sangatlah panas. Tapi tidak mengurangi rasa penasaran saya untuk melihat secara langsung keindahan Pura Uluwatu. Untuk dapat menikmati pemandangan yang indah, saya harus melewati jalan setapak berkelok-kelok yang dibatasi pagar beton yang kira-kira tingginya 1,5 meter. (seperti tembok Cina dalam ukuran mini..hehe). Jalur ini menghubungkan ujung yang satu ke ujung yang lainnya. Dalam perjalanan setapak itu saya dapat menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya. Di jalur inilah terdapat beberapa titik terbaik untuk melihat keindahan anjungan batu karang yang terjal dan Pura Uluwatu berada tepat diujung karang terjal tersebut. Waktu berjalan saya tidak terasa sudah satu jam. Saat sampai di titik terbaik melihat pemandangan, sungguh tak ada satu katapun yang dapat melukiskan pemandangan disana selain hanya bisa takjub. Luar biasa indahnya pemandangan yang ada. Daya tarik utama bagi para wisatawan dari pura ini adalah panoramanya yang spektakuler.  Pura ini seperti bertengger di ujung tebing batu yang sangat tinggi dan curam, dengan pemandangan lautnya dibawah berwarna biru bersih dan hantaman ombak yang menghasilkan buih-buih putih yang sangat cantik.

Pura Uluwatu juga menjadi terkenal karena tepat di bawahnya adalah pantai Pecatu yang sering kali digunakan sebagai tempat untuk olahraga surfing bahkan event internasional seringkali diadakan di sini. Ombak pantai ini terkenal amat cocok untuk dijadikan tempat surfing selain keindahan alam Bali yang memang amat cantik.
Masih tidak puas saya terus naik, bermaksud untuk masuk kedalam pura. Tapi saying sekali, hari itu pura sedang dipakai upacara yang tidak memperbolehkan wisatawan masuk. Sedih sekali dalam hati saya saat itu. Tapi sungguh pemandangan saat itu bisa mengobati rasa sedih saya. Sungguh menakjubkanya bumi ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Bila pengunjung masih ingin menikmati keindahan pemandangan pura Uluwatu, sabarlah dan tunggu hingga matahari terbenam. Pemandangan yang disajikan luar biasa cantiknya. Matahari yang terbenam tampak begitu indah dari kawasan ini. Matahari yang terbenam membiaskan cahaya yang membuat tebing dan pura tampak sebagai sebuah siluet yang eksotis.
Itulah pengalaman saya berada di kawasan Pura Luhur Uluwatu. Pengalaman yang luar biasa dan tidak akan saya lupakan. Berada di tempat yang sungguh indah bagaikan melihat gambaran surga.  Untuk yang ingin berkunjung ke Bali, Pura Uluwatu harus menjadi tujuan wisata yang wajib anda kunjungi.  Saya jamin tidak akan menyesal. J
Untuk lebih memudahkan anda, dibawah ini terdapat box informasi yang semoga dapat lebih membantu anda :

                                       Pura Luhur Uluwatu          
Objek
Pura luhur uluawatu, Gerombolan monyet, Benda-benda arkeologi peninggalan abad ke-16, Atraksi Tari Kecak (18.00- 19.00) harga tiket Rp. 40.000.
Agenda Wisata
Mei : Fetival Padang Bai (Olahraga Tradisional).
Juni-Juli : Pesta Kesenian Bali, Festival Bali Utara.
Agustus : Festival Ubud, Festival Sanur, Festival Makepung, Festival Fashion Week, Tanah Lot 10K.
Oktober : Festival Balitronika, Festival Nusa Dua, Kuta Karnifal.
November : Festival Tektekan dan Okokan.
Transportasi
Melalui Udara : wisatawan local maupun mancanegara dapat masuk ke Bali melalui Bandara International Ngurah Rai.
Melalui Laut : Kapal-kapal layer dan international berlabuh di Benoa (Denpasar) dan Paang Bai (Pantai barat daya Pulau Bali)
Pelabuhan Singaraja (Telukan Bawang) untuk kapal kecil menghubungkan Bali utara dan Jawa
Pelabuhan Gilimanuk yang juga melayani penyeberangan dari Bali ke Jawa dan sebaliknya.
Transportasi Darat : ada taxi, mini bus, bemo, sepeda motor, Sepeda, mobil pribadi.
Jarak
Pusat Provinsi : Denpasar jarak tempuh 30 Km.  (1Jam)
Pusat Kota       : Kuta jarak tempuh 25 Km. (30 menit)
Kuliner
Kuliner khas Bali : Ayam – Bebek Betutu, Rujak Kuah Pindang, Sate Lilit, Srombotan, Sambal Matah, Lawar, Nasi Jinggo.
Hotel
Bintang Lima dan Empat : Bulgari Hotels and Resorts, Bayan Tree Ungasan Hotel, Blue Point Bay Villas, Taman Sari Villa & Spa, The Ahimsa Beach, The Balangan Private Villas, Gending Kedis Luxury Villa, Pat-Mase Villas, the Baverly Hills Bali.
Bintang Tiga                         : Jimbaran Puri Bali, Keraton Jimbaran Resort Bali, Hotel Puri Bambu, Mimpi Resort Jimbaran, Nirmala Hotel & Resort, Uluwatu Resort.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar