Sapto Budiraharjo – Lahir di Jakarta pada 19 Agustus, meskipun terlahir dari keluarga yang sederhana pasangan Alm. Ayah Bedjo.A & Ibu Amsyah, ia memiliki tekad yang terpendam jauh dalm jiwanya sejak menginjak usia belasan / Smp, yang dibimbing oleh kakak-kakaknya untuk menjadi seorang yang tidak mau di gaji / seorang Entrepreneur. Saya terlahir dari keturunan betawi dan jawa, meskipun memiliki darah jawa namun saya dibesarkan dari kecil hingga saat ini di lingkungan betawi yang cukup tentram dan akrab, karena ditempat saya tinggal dari ujung ke ujung masih ada hubungan darah dari keluarga ibu.
Pada tahun 1997, saya masuk ke sekolah dasar (SD) tanpa terlebih dahulu belajar di lingkungan taman kanak (TK) seperti halnya anak yang lain. Waktu SD saya masih sempat merasakan suasana yang damai serta nyaman di daerah saya tinggal karena masih adanya sedikit kebon My Grandfather. Karena banyaknya pendatang serta lambat laun kebutuhan meningkat satu persatu tanah di jual dan juga pada saat itu perekonomian Negara Indonesia carut marut karena krisis ekonomi dunia yang meyebabkan rakyat susah untuk memenuhi kebutuhannya dan banyak pekerja yang di PHK oleh perusahaan.
2003, Saya masuk sekolah menengah pertama (SMP) di SMPN 150 Jakarta. Di waktu saya menginjak di bangku SMP ini saya diajarkan bagaimana berwirausaha dengan ikut terjun langsung kedalam usaha kecil kakak-kakak saya, seperti halnya saya disuruh melayani pembeli. Ini dimaksudkan karena lingkunga yang saya tempati sudah ramai pendatang yang dulunya hanya kebon dan tanah lapang kini hanya tinggal cerita yang ada adalah pondasi-pondasi atau rumah-ruamah tinggal yang padat. Setelah saya lulus SMP, saya tidak berniat untuk masuk SMA tetapi saya memilih masuk SMIP di jurusan perhotelan, 2006. Karena pada saat itu presepsi saya dunia ini lebih mengasyikan, simple, dan dapat pengalaman yang jauh lebih berarti dari SMA. Saat ia menjalani semasa sekolah di Smip, yang dunianya berbeda dengan SMA, karena disini lebih banyak diajarkan bagaimana untuk menjadi seorang yang mandiri, displin dan pribadi yang pantang putus asa. Nah, disini saya merasakan menemukan dunia yang saya impikan untuk meraih mimpi-mimpi. Saya sekolah sambil part time yang di ajak gurunya, walaupun dibayar hanya 40rb/hari, biasanya hari libur atau sabtu & minggu. Dan dari situ banyak pengalaman yang dipetik.
Pada tahun 2009 saya lulus, berniat meneruskan kepal pesiar yang mendorang saya untuk itu salah satunya dikarenakan pada tahun 2010 akan diadakan perdagang bebas antara Negara, dimana yang mempunyai skill dia yang terpakai dalam dunia kerja, namun ibu saya tidak mengizinkan dan saya disuruh melanjutkan ke perguruaan tinggi yang ada di Jakarta, saya mencoba di UNJ prodi pariwisata, Alhamdulillah diterima. Sekarang aktivitasnya adalah menjadi mahasiswa Pariwisata yang terncatat di Perguruaan Tinggi Universitas Negri Jakarta (UNJ), tingkat III., meneruskan keinginannya menjadi Entrepreneur di bidang yang sedang ditekuninya. Selain sebagai mahasiswa ia aktif dalm oraganisasi ekstra kampus dan juga membantu usaha yang sedang mulai dirintis kembali oleh keluarga besar saya.
Namun di tengah usaha yang baru saja dirintis kini bangsa indonesia mengalami lagi krisis ekonomi yang dikarenakan indonesia memakai sistem moneter tetapi indonesia tidak begitu merasakan dampak dari krisi dunia kali ini karena sebagian pengusaha menggunakan sistem ekonomo rill seperti perdagangan. pada tahun 2010 ini indonesia mendapat masalah baru yang di timbulkan oleh negara malaysia yaitu tentang perbatasan wilayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar