Kebudayaan Jawa Sejak Kecil
Nama saya Nur Fitri Amalia. Teman-teman saya biasa memanggil saya “Lili”. Namun, sejak SMP hingga saat ini, banyak yang memanggil dengan panggilan kesayangan tersendiri. Saya dilahirkan pada 19 April 1991 di Bekasi. Saya dilahirkan di sebuah bidan di Bekasi, hingga saat ini bidan tersebut masih ada. Saat saya dilahirkan hujan sangat lebat sekali, bahkan menyebabkan banjir dimana-mana. Saya dilahirkan pada malam jum’at kliwon, setelah shalat isya, dan saat itu bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Oleh karena itu, orang tua saya memberi nama “Fitri” pada nama saya, karena saya lahir pada saat Hari Raya Idul Fitri.
Saya merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara, putri dari pasangan Pranowo dan Ellya Roosjantie. Kedua orangtua saya berasal dari Jawa Tengah. Ayah saya berasal dari Wonosobo , sedangkan ibu saya berasal dari Purworejo. Sejak saya lahir hingga saat ini, saya sudah menetap di Bekasi, tepatnya di Jl. Flamboyan No.8, RT 11/ 025, K.A. Tengah, Bekasi Utara. Dahulu di sekitar tempat tinggal saya, masih banyak sekali lahan-lahan kosong, lapangan, sehingga bisa bermain dengan leluasa. Tetapi, saat ini kondisinya sudah berbeda, sudah tidak sama seperti dahulu, sekarang sudah tidak ada lagi lahan-lahan kosong, semua sudah dipadati oleh rumah-rumah penduduk yang terus bertambah dan semakin padat.
Sejak saya kecil, saya sudah diberi tahu dan diajarkan kebudayaan dan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan oleh orang-orang Jawa, sehingga terbawa dan dilakukan hingga saat ini. Saya sudah terbiasa dengan lingkungan Jawa, karena lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal saya kebanyakan orang-orang Jawa. Karena itu, sedikit demi sedikit saya mulai mengerti bahasa Jawa karena di keluarga dan di lingkungan saya, kebanyakan berbahasa Jawa dalam kegiatan sehari-harinya. Saya juga mengetahui kebudayaan orang Jawa, seperti Tari Srimpi, Tari Bedoyo, Jaipong, permainan wayang, kuda lumping, dan sinden. Saya juga memainkan permainan tradisional, seperti cublak-cublak suweng, engkle, gobak sodor, petak umpet, galah asin, ampar-ampar pisang, engrang, congklak, oray-orayan, dll. Selain itu, saya juga diajari memainkan alat musik tradisional, siter, dan gamelan. Tak ketinggalan juga, sejak kecil saya sudah mencicipi makanan-makanan khas Jawa, yang dominan manis. Meskipun saat itu, saya masih merasa canggung dan belum terbiasa dengan semua itu. Namun, lama kelamaan, saya mulai terbiasa dan menyukai semua itu.
Pada tahun 1996, saya memulai jenjang pendidikan yang pertama, saya masuk TK nol besar, di TK Bina Cempaka, Bekasi Utara. Setelah lulus dari TK, saya meneruskan jenjang pendidikan SD (Sekolah Dasar), tepatnya pada tahun 1997 di SD Negeri Pejuang I (sekarang menjadi SD Negeri Pejuang II). Sejak saya TK hingga SD, saya sangat suka menari daerah, saya mengikuti lomba menari dan busana daerah tradisional. Saya pun berhasil menang perlombaan-perlombaan tersebut. Saat umur 10 tahun, saya mulai suka menggambar, saya mengikuti perlombaan-perlombaan gambar, alhamdulilah saya juga berhasil memenangkan perlombaan itu.
Pada tahun 1998, saat saya sedang duduk dibangku pendidikan Sekolah Dasar (SD), Indonesia mengalami krisis moneter, saat kepemimpinan presiden RI yaitu bapak Soeharto. Saat itu, keadaan ekonomi Indonesia tak terkendali, hutang dimana-dimana, semua harga-harga naik drastis. Rakyat merana, karena ulah pemerintah. Harga-harga yang naik drastis, tak sebanding dengan penghasilan yang diterima oleh masyarakat. Seluruh warga pun marah, mereka memberontak, mereka melakukan aksi protes dimana-mana. Terjadilah kerusuhan, penjarahan, pengrusakan, dan bentrok dimana-mana. Hampir seluruh daerah melakukan aksi protes, terutama Jakarta dan sekitarnya. Saat itu keadaan benar-benar ricuh dan tak terkendali. Kejadian tersebut terjadi pada Mei 1998, tak sedikit korban berjatuhan dan mengalami kerugian akibat kejadian tersebut.
Pada tahun 2003, saya lulus sekolah dasar, saya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, saya mengikuti tes masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri favorit di Bekasi. Setelah mengikuti tes, alhamdulilah, saya diterima di SMP Negeri 5 Bekasi. Saya sangat senang bisa diterima di salah satu SMP favorit di Bekasi. Saya belajar dengan sungguh-sungguh. Saat SMP, saya semakin suka menggambar, saya juga mulai belajar melukis. Karena itu, saya memilih ekstrakurikuler melukis. Di SMP saya juga mengikuti ekstrakurikuler karawitan. Saat itulah saya mulai mengetahui dan mempelajari kebudayaan Sunda. Saya diajari bahasa sunda, saya juga diajari memainkan alat-alat gamelan sunda, seperti kecapi, degung, calung, angklung. Saya senang bisa mengetahui dan mempelajari budaya lain, seperti Sunda.
Pada tahun 2006, saya lulus SMP, saya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Saat itu, saya sangat ingin masuk SMA Negeri, saya mengikuti tes. Namun sayang, saya tidak diterima. Lalu, saya ingin melanjutkan sekolah di SMIP, tetapi tidak di izinkan oleh orangtua saya, karena jauh dari rumah dan tidak sesuai dengan keinginan Ayah saya. Akhirnya, saya meneruskan sekolah, di SMA Taman Harapan, Bekasi. Saat kelas 2 SMA, saya memilih program IPA, karena ayah saya menginginkan saya menjadi dokter ataupun ahli di bidang kesehatan. Saya menuruti kemauan ayah saya, saya memilih ingin menjadi ahli gizi. Saya belajar dengan giat, agar bisa menyenangkan kedua orangtua saya.
Pada tahun 2006, ada kejadian bencana alam di Indonesia. Tepatnya di daerah Bantul, Djogjakarta, Jawa Tengah. Terjadi gempa bumi dan meletusnya Gunung Merapi. Saat itu, saya sedang berlibur disana. Tiba-tiba saja pada pagi hari, terjadi gempa bumi. Semua hancur lebur, tak tersisa, termasuk hotel tempat saya menginap. Saya melihat rumah-rumah&bangunan banyak yang hancur, jalan-jalan terbelah, dan banyak mayat-mayat yang terlantar, banyak korban berjatuhan dimana-mana. Saat itu goncangannya sangat kuat. Ditambah lagi ada kabar bahwa gunung meletus. Keadaan semakin ricuh, semua orang panik, dan sibuk menyelamatkan dirinya sendiri masing-masing. Saat itu benar-benar tak terkendali, perjalanan terhambat karena jalanan yang terbelah. Semua orang bingung, tak tau harus kemana. Banyak yang terpisah dan kehilangan keluarganya, maupun kerabat dekatnya. Tangisan dimana-mana. Kejadian ini benar-benar tidak akan pernah saya lupakan.
Saat saya remaja, ada salah satu saudara saya yang menikah. Dalam acara tersebut, saya melihat berbagai prosesi dilakukan. Saya sempat bingung saat itu. Tetapi, setelah dijelaskan dan memperhatikan, saya jadi tahu bahwa prosesi yang dilakukan itu merupakan beberapa prosesi yang dilakukan oleh orang Jawa saat ingin menikah. Prosesi yang dilakukan lumayan banyak dan ribet, tetapi cukup menarik. Prosesi yang dilakukan diantaranya adalah ada acara pertemuan, lempar sirih, injak telor, kacar pucur, pangkuan, sungkeman, bedolan, dodolan, dll. Ada juga tarian kidang mas dan gatot kaca gandrung. Selain itu ada juga sinden yang menyanyikan lagu-lagu jawa sambil di iringi oleh alat musik gamelan jawa.
Pada tahun 2009, saya lulus SMA, saya melanjutkan ke perguruan tinggi negeri. Saya mencoba berbagai tes yang diselenggarakan oleh universitas-universitas negeri. Saya memilih jurusan ahli gizi, namun sayang, saya tidak diterima di jurusan yang saya pilih. Saya mencoba mengambil jurusan lain, saya mengikuti lagi tes masuk universitas. Saya mengikuti tes PENMABA di Universitas Negeri Jakarta, saya memilih prodi komunikasi dan pariwisata. Karena saya tertarik dengan dunia broadcasting, maka dari itu saya memilih prodi komunikasi. Namun sayang, saya tidak diterima di prodi komunikasi. Saya diterima di prodi pariwisata. Awalnya saya belum begitu tertarik dengan prodi pariwisata, karena saya merasa tidak bisa dan masih ingin masuk prodi komunikasi. Tetapi, begitu sudah masuk dan mempelajari tentang pariwisata, sedikit demi sedikit saya mulai tertarik dan menyukai dunia pariwisata. Apalagi begitu saya tahu dan sadar, bahwa dunia pariwisata sangat menyenangkan dan sangat menjanjikan. Karena banyaknya peluang pekerjaan yang disediakan di dunia pariwisata. Selain itu, kita juga bisa mempelajari budaya lain dan bisa bertemu dan mengenal orang-orang baru yang kita temui. Apalagi Indonesia memiliki kekayaan alam yang banyak, indah, dan beragam, banyak objek-objek pariwisata yang indah, masih banyak juga objek-objek indah yang belum terjamah sama sekali oleh tangan-tangan manusia, sehingga dapat dilestarikan, sangat berpeluang dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru bagi insan pariwisata Indonesia. Sejak saat itulah sampai sekarang, saya yakin ini jalan saya. Saya harus bisa dan pasti mampu. Saya akan belajar terus dan terus, lebih giat lagi. Saya ingin bisa menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi para insan pariwisata. Saya ingin bisa membantu dan menjadi bagian dari dunia pariwisata, agar dunia pariwisata bisa semakin maju, berkembang, dan lebih baik lagi, sehingga bisa diperkenalkan kepada negara-negara lain dan menghasilkan devisa bagi negara Indonesia. Semoga saya bisa membantu dan menjadi bagian dalam mewujudkan semua itu. Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar