Rabu, 17 November 2010

TUGAS 3 # Perilaku yang muncul dimasa orang tuaku


Dilahirkan dari keluarga kecil dari pasangan H. Mahfud Murad dan Fatma Mahasiswanti, keluarga yang insyaAllah selalu diridhoi Allah SWT ini mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang tentunya berbeda dengan keluarga lain. Selaku anak saya dididik agar berbakti dan selalu mengikuti nasihat orang tua yang baik. Dengan bekal sebuah nama “ISAGHOJI” yang diberikan oleh kakek saya, mudah-mudahan dapat menegakkan agama dan menjadi anak cucu yang selalu berbakti pada orang tua.

Setelah tiga bulan keluarga kecil kami bertempat tinggal di Jl. Percetakan Negara IV A, Alhamdulillah bapak sudah dapat mencicil rumah di Kabupaten Tangerang. Perumahan yang belum lama berdiri pada saat itu menjadi pilhan papa dengan mempertimbangkan jarak antara Percetakan Negara dan Serang, karena berada ditengah Opa Oma dan Ayah Nenek saya.
Disetiap keluarga tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dalam segi tekhnologi keluarga kami memang belum banyak terpenuhi saat saya kecil lalu. Dengan alat-alat elektronik yang ada seperti televisi, radio, dll memang belum cukup untuk belajar lebih dalam lagi tentang kekomputeran, padahal papa yang lulusan MI Gunadarma bisa secara intens mengajarkan ilmunya ke anak-anaknya tentang computer, namun apa dikata rejeki sudah diatur Tuhan, saat saya kecil belum bisa beli komputer.

Kekinian Alhamdulillah keuangan keluarga pun meningkat, komputer beserta alat-alat tekhnologi yang yang lain pun dapat dibeli satu demi satu, sehingga adik saya pun bisa le bih banyak belajar lagi tentang tekhnologi yang modern sehingga menunjang untuk studinya di SMK Penerbangan Dirgantara.

Sekilas tentang tekhnologi yang ada dikeluarga kami dengan awal yang belum maksimal, namun semangat untuk belajar tak harus hilang karena dimanapun kita harus belajar. Banyak tempat yang dapat kita maksimalkan untuk belajar.

Melihat dari segi sosial keluar. kami berhubungan baik dengan tetangga-tetangga yang ada disekitar kami, Alhamdulillah tak ada konflik yang berarti antara tetangga. Artinya kami memang sangat menjaga sekali hubungan dengan masyarakat khususnya tetangga. Dan papa yang memang juga merupakan salah satu pemuka agama dikawasan Desa Bojong Nangka selalu mengajak masyarakat agar terus mempererat tali persaudaraan antara sesame dan senantiasa menjaga hubungan antar umat beragama.

Diluar sisi agamapun kami turut membangun kerjasama antar warga dengan sebaik-baiknya, memang terlihat sangat akrab satu dan lainnya ketika ingin mengadakan selametan atau pesta pernikahan misalnya, kami sesame warga saling membantu saatu sama lain karena memang dalam agama pun diajarkan agar sesame kita saling kasih mengasihi.

Melihat hubungan socsal didalam keluarga, keluarga dari buyut-buyut, kakek nenek hingga sekarang dari pihak bapak memang memperhatikan heriarki yang ada, contoh: ketika ada saudara yang memang statusnya adalah paman saya dan padahal ia lebih muda dari saya, saya harus memanggil ia dengan sebutan om atau paman, kalau kita melihat dari zaman sekarang mungkin yang lebih tua terkadang sangat meremehkan yang lebih muda atau bahkan jauh umurnya dibawahnya. Tapi kami masih memegang hal-hal yang seperti ini.

Kalau dari pihak ibu terkadang aneh, adakala kami mengikuti heriarki yang berlaku dalam keluarga, tapi adakala tidak memperhatikan itu, mungkin kami yang sudah lama tinggal di Jakarta terbawa santai akan budaya-budaya yang seperti itu. Namun bagi saya pribadi hal sepeerti ini tak begitu penting, bagi saya yang penting adalah bagaimana kami selalu menjaga keharmonisan keluarga dan saling menghormati satu sama lain, saya rasa ini akan lebih baik.
Melihat dari segi religi tentang kehidupan kami sekeluarga sangatlah penting bagi kehidupan, karena sesungguhnya kita sebagai manusia hanyalah bagian kecil yang diciptakan oleh Allah SWT. Kami selalu memegang teguh prinsip agama, karena apabila ini dilalaikan maka akanlah datang dikemudian hari azab Allah yang sangat pedih.

Bapak saya selalu mangajarkan membaca Al Qur’an sejak kecil, memang kadang papa mengajarkan agak keras apabila sudah berhubungan dengan agama, tidak main-main ketika mengajar ngaji misalnya apalagi ketika saya meninggalkan sholat. Karena sudah terbiasa seperti itu sejak dahulu papa pun merasakan ketika diajari oleh kakek saya dan uyut saya. Hal-hal yang berhubungan dengan agama sangatlah harus diperhatikan.

Selain itu juga keluarga kami sudah mendirikan bebrapa pesantren yang terletak di Propinsi Banten, karena itu keluarga kami sangatlah memerhatikan pendidikan dan ajaran agama yang berlaku. Dari keluarga  mama pun begitu, hal yang berhubungan dengan agama sangat diperhatikan.

Ziarah ke makam kakek dan uyut-uyut kami selalu lakukan setibanya kami di Serang, apalagi dalam hari-hari penting seperti Idul Fitri dan Idul Adha, kami selalu berziarah ke makam untuk mendo’akan keluarga yang sudah meninggalakan kami terlebih dahulu. Mengaji setelah sholat maghrib hal-hal yang sering ditekankan oleh papa kepada anaknya, dan tak lupa mendo’akan orang tua.

Disetiap keluarga tentunya memiliki bahasanya masing-masing karena kita telah ketahui di Indonesia banyak beragam suku, oleh karena itu tak heran apabila disetiap rumah atau setiap keluarga memiliki bahasa kebiasaan dalam keluarganya. Dalam penggunaan bahasa kami tak terlalu saklek, mungkin dirumah opa oma apabila sudah berkumpul keluarga besar pasti memakai bahasa minang, karena keluarga dari ibu memang orang minang. Namun dalam keseharian terkadang dipakai kadang tidak.

Dari keluarga papa memang memakai bahasa Serang selalu, pada saat kumpul keluarga besar maupun hari-hari biasa. Mungkin ketika ada sanak saudara saja yang tak mengerti bahasa Serang baru berbicara bahasa Indonesia. Karena yang tinggal diluar Serang pun masih jarang.

Dalam keluarga kecil kami terbiasa berbicara dengan bahasa Indonesia saja, tak berbicara bahasa minang ataupun bahasa Serang, tapi disaat ada keluarga yang berbicara bahasa minang atau Serang saya sedikit mengrti karena terbiasa.

Dalam keluarga Alhamdulillah tercukupi bila dilihat dari segi ekonomi, ketika memang membutuhkan dipersiapkan dengan matang agar semuanya teratur. Namun ditengah-tengah memang adakala roda berputar, keuangan keluarga pernah jatuh dengan beberpa hal. Namun kami telah sedikit melewati masa itu, kami bangkit perlahan agar perekonomian keluarga kembali seimbang.

Melihat dari sebelumnya keluarga papa dahulu masih banyak kekurangan disana sini, namun dengan kerja kerasnya papa pun bisa membentuk keluarga dengan lebih baik untuk masa depan. Begitupun dengan mama, yang dapat memberikan kontribusi positif bagi keluarga dengan jumlah saudara yang cukup banyak yakni sembilan orang.

Memang hal ekonomi ini penting dalam membangun keluarga, apapun membutuhkan uang. Tapi saya melihat sudah ada kemajuan dari keluarga sebelumnya dikampung dulu. Maka itu saya perlu bangga mempunyai keluarga kecil seperti ini, dan saya ke depan harus lebih  baik dari orang tua saya.

Berbicara ilmu pengetahuan dalam keluarga kami memang dinamis, ada yang memiliki pengetahuan lebih dan adapula yang biasa-biasa saja. Ada yang memang selalu menjunjung tinggi akademisnya dengan biaya sendiri sehingga ia mendapat apa yang ia harapkan, namun ada pula yang malas-malasan dalam hal akademis ini, sangatlah merugi ia de hari kelak.

Dalam keluarga kecil kami Alhamdulillah sekali lagi selalu memperhatika arti dari ilmu pengetahuan, sekolah untuk mencari ilmu atau aktifitas diluar sekolah demi meraih banyak ilmu sangat didukung oleh orangtua, begitupun papa mama dahulu, pastinya sangat didukung agar kelak memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan dapat berarti bagi keluarga, agama, dan Negara.

Darah seni yang mengalir dari papa sempat saya tekuni dalam bidang kaligrafi, musikpun saya geluti di Marching Band, karena saya merasa memiliki bakat itu, maka saya harus dalami, apabila tidak akan sia-sia. Namun taun berganti taun bakat itu tertutupi dengan kegiatan yang memang tidak mengasah hal itu lagi. Sangat saya sayangkan sekali akan hal ini tentunya.

Masa-masa SD saya sudah senang engan paduan suara, apabila upacara saya ingin sekali menjadi paduan suara, namun dengan postur yang tinggi dan aktif dalam Kepramukaan saya lebih banyak dipilih menjadi pemimpin upacara, taka pa selama diri ini masih bias bermanfaat bagi orang lain.

Masa SMP saya kenal dengan dunia Marching Band, dan ini yang membuat saya mungkin agak betah, karena merasa ada kegiatan di Pondok. Dengan Marching Band otak kiri saya terus bergerak, banyak hal positif juga yang kami dapat dari Marching Band, selain tentunya seni musik kami mendapat ilmu kedisiplinan yang ketat dari pelatih. Disiplin dan ketekuana berlatih mengantarkan menjuarai berbagai macam kejuaraan Marching band di Kab. Lebak hingga Tangerang.

SMA saya masih bergelut dengan dunia Marching Band, walaupun sibuk dengan kejuaraan-kejuaraan Marching Band yang diadakan di Tangerang dan Jakarta kami tak lupa akan pelajaran sekolah, setiap ada dikelas kami selalu memberikan yang terbaik pula, memang terasa sangat lelah namun semangat yang ada cukup membantu kami untuk menjalankan segala aktifitas yang ada, walhasil kami menjuarai tingkat Nasional kategori sekolah yang diadakan di Tennis Indor Senayan. Kami membawa piala Presiden, Wakil Presiden, dan Menpora, suatu pencapaian yang indah dalam hidup ini.

Kalau dari seni musiknya kami sekeluarga pun tidak menganut satu jenis saja, kami menyukai berbagai jenis musik yang ada. Karena musik dapat menjadi teman hiburan tersendiri ketika kita membutuhkannya. Kalau tarian memang dari papa atau mama pun tidak ada yang berbakat dalam seni tari, maka kami tak menekuni dalam bidang ini.

Inilah sekilas tentang keluarga kami, keluarga yang penuh keragaman. Semoga keluarga kami bisa menjadi contoh yang baik bagi pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar